LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA II
PENETAPAN KADAR AIR TANAH
Disusun Oleh :
Nama
: Ahmad Arif Darmawan
NIM
: A1L013064
Rombongan : B1
Asisten : 1. Zulfa Ulinnuha
2. Dwi Farhatun Aflaha
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanah
berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik
yang menutupi batuan. Tanah berfungsi
sebagai media tumbuh tanaman. Selain
itu, tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang
masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media
pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan
produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap
tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan
tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia
(metapedogenesis).
Sebagian
besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari air tanah. Air diperlukan
oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk memenuhi
transpirasi, dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat serta untuk
pengangkut hasil-hasil fotosintesisnya ke seluruh jaringan tubuh. Disamping itu air merupakan bagian penyusunan
tubuh tumbuhan. Air tanah berfungsi
sebagai pelarut unsur hara dalam tanah. Air tanah dan unsure hara ini membentuk
larutan tanah. Air tanah yang berfungsi
membawa unsur hara ke permukaan akar tumbuhan.
Di dalam jaringan/tubuh tumbuhan air ini juga yang berperan mengangkut
unsur hara yang diserap akar keseluruh tubuh tumbuhan.
Fungsi
yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air
dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian
bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang
diterima dipermukaan tanah ke bawah.
Penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven untuk waktu
tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air
irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam
pori makro dan kemudian pori mikro.
B. Tujuan
Menetapkan
kadar air contoh tanah kering udara, kapasitas lapang dan kadar air maksimum
tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan massa padatan
tanah) atau disebut berdasarkan % berat.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam
pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman
darat. Tanah berasal dari hasil
pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan organisme
(vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara
dan air. Di samping percampuran bahan
mineral dengan bahan organik, maka dalam proses pembentukan tanah terbentuk
pula lapisan-lapisan tanah atau horison-horison. Oleh karena itu, dalam definisi ilmiahnya
tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun
dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air,
dan udara (Hardjowigeno, 2007).
Bahan
mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batuan-batuan. Oleh karena itu, susunan mineral di dalam
tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batu-batuan yang dilapuk. Batuan dapat dibedakan menjadi batuan beku
(dari gunung berapi), batuan endapan (sedimen), dan batuan metamorfosa. Batuan vulkanik di Indonesia umumnya terdiri
dari mineral-mineral yang banyak mengandung unsur hara tanaman sedangkan batuan
endapan terutama endapan tua (telah diendapkan berjuta tahun lamanya) dan
metamorfosa umumnya mengandung mineral-mineral yang rendah kadar unsur haranya
(Hardjowigeno, 2007).
Bahan
organik umumnya ditemukan di permukaan tanah.
Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3 - 5 persen. Akan tetapi pengaruhya terhadap sifat-sifat
tanah besar sekali. Bahan organik dalam
tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Tanah yang banyak mengandung humus adalah
tanah-tanah lapisan atas atau top soil (Hardjowigeno, 2007).
Udara
mengisi pori pori tanah. Banyaknya
pori-pori di dalam tanah kurang lebih 50% dari volume tanah, sedangkan jumlah
air dan udara di dalam tanah berubah-ubah.
Udara mengisi pori-pori yang tidak terisi oleh air (Hardjowigeno, 2007).
Air
terdapat dalam tanah karena ditahan/ diserap oleh masa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Komposisi air di dalam tanah kurang lebih
25%. Air yang diserap oleh tanaman di
samping berfungsi sebagai komponen sel-selnya, juga berfungsi sebagai media
reaksi pada hampir seluruh proses metabolismenya yang apabila telah diuapkan
melalui mekanisme transpirasi, yang bersama-sama dengan penguapan dari tanah
sekitarnya (evaporasi) disebut evapotranspirasi. Kebutuhan akan air dipengaruhi oleh jenis
tanamannya (Hanafiah, 2007).
Air
terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan
kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air maupun kekurangan air
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Gunanya air bagi pertumbuhan tanaman adalah :
a.
Sebagai unsur hara tanaman
Tanaman memerlukan air dari tanah dan
CO2 dari udara untuk membentuk gula dan
karbohidrat dalam proses fotosintesis.
b.
Sebagai pelarut unsur hara
Unsur – unsur hara yang terlarut dalam
air diserap oleh akar – akar tanaman dari larutan tersebut.
c.
Sebagai bagian dari sel sel tanaman
Air merupakan bagian
dari protoplasma.
Persediaan air dalam
tanah tergantung dari
a. Banyaknya
curah hujan atau air irigasi
b. Kemampuan
tanah menahan air
c. Besarnya
evapotraspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi)
d. Tingginya
muka air tanah
Fungsi
yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air
dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air
yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air
cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah
(Hardjowigeno, 2007).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain : contoh tanah
kering angin, botol timbang, timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan
tembaga porus, bejana seng, kertas label, spidol, pipet ukur 2mm, bak perendam,
serbet, kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator.
B.
Prosedur
Kerja
1. Kadar
air tanah kering angin (udara)
a. Botol
timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (= a gram).
b. Botol
timbang diisi dengan tanah vertisol yang berdiameter 2mm, kurang lebih
setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali (= b gram).
c. Botol
timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan keadaan tutup
terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu
105 – 110ºC selam minimal 4 jam.
d. Setelah
wakyu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang
penjepit.
e. Botol
timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang
penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
f. Setelah
itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang penjepit untuk
ditimbang dengan timbangan yang sama (= c gram).
Perhitungan
:
Ket
: (b – c ) = massa air , (c – a ) = massa tanah kering mutlak (massa padatan)
2. Kadar
air Kapasitas Lapang (metode pendekatan).
a. Keranjang
kuningan dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (= a gram).
b. Keranjang
kuningan yang telah ditimbang diletakkan didalam bejana seng.
c. Tanah
Ultisol Ø 2mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm (sampai
tanda batas) secara merata tanpa ditekan.
d. Diteteskan
air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada 3 titik tanpa
bersinggungan (1 titik = 0,67 ml), kemudian bejana seng ditutup, ditempatkan
ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.
e. Keranjang
kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga
tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (= b gram).
Perhitungan
:
Kapasitas Lapang =
3. Kadar
air maksimum tanah
a. Cawan
tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya.
b. Pada
dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan
botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke
dalam petridis kemudian ditimbang (= a gram).
c. Cawan
tembaga porus dikeluarkan dari petridis, di isi dengan tanah Ultisol (Ø 0,5 mm)
kurang lebih 1/3-nya, Cawan diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya
rata, Contoh tanah halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama sampai
cawan tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan
dengan colet.
d. Cawan
tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu dibawahnayaagar
air bebas masuk ke dalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12-16
jam.
e. Setelah
waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam.
Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan
serbet (lap), dimasukkan ke dalam cawan petridis yang digunakan pada waktu
penimbangan pertama,lalu ditimbang (= b gram).
f. Cawan
tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 - 110ºC.
g. Setelah
waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dan dimasukkan ke
dalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu kemudian diambil dengan tang
penjepit kemudian ditimbang beratnya (= c gram).
h. Tanah
yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersihkan
dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d
gram).
Perhitungan
:
Kadar air maksimum =
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Jenis Tanah Vertisol
1. Tanah kering udara
Tabel hasil
pengamatan
Ulangan
|
Botol timbang kosong (a) gram
|
a + Contoh tanah (b) gram
|
b Setelah Dioven
(c) gram
|
Kadar air (%)
|
1
|
22,64
|
34,05
|
32,64
|
14,1%
|
2
|
23,12
|
32,94
|
31,72
|
14,18%
|
3
|
22,32
|
31,82
|
30,65
|
14,04%
|
Rata-rata
|
14,10%
|
Ada pun perhitungan penetapan kadar air pada tanah
kering udara menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
a = Botol Timbang Kosong per gram
b = a + Contoh Tanah per gram
c = b Setelah Dioven per gram
2. Penetapan kadar air pada kapasitas lapang
Tabel hasil pengamatan
Ulangan
|
Keranjang kuning kosong (a) gram
|
a + Gumpalan tanah basah (b) gram
|
Kadar air (%)
|
1
|
87,49
|
98,56
|
36,15
%
|
2
|
75,88
|
86,43
|
37,49
%
|
Rata-rata
|
36,82%
|
Ada pun perhitungan penetapan kadar air pada tanah
kapasitas lapang menggunakan rumus sebagai berikut :
Kapasitas Lapang
=
Keterangan
:
a =
Keranjang kuning kosong per gram
b = a +
Gumpalan tanah basah
KL 1 =
KL 2 =
Rata – rata
KL =
3. Penetapan
kadar air maksimum
Tabel hasil
pengamatan
Ulangan
|
Cawan + kertas saring jenuh + petridish (a) gram
|
(a) + tanah basah jenuh air (b) gram
|
(b) setelah dioven 24 jam (c) gram
|
Petridish + cawan + kertas saring setelah dioven (d) gram
|
Kadar air maksimum (%)
|
1
|
81,82
|
151,02
|
107,50
|
80,86
|
153,75 %
|
2
|
91,78
|
142,00
|
116,52
|
90,36
|
91,97%
|
Rata
– rata
|
125,86
%
|
Ada pun perhitungan penetapan kadar air maksimum
menggunakan rumus sebagai berikut :
KA =
Keterangan
:
a = Cawan +
kertas saring jenuh + petridish
b = a +
Tanah basah jenuh air
c = b +
Setelah dioven 24 jam
d =
Petridish + cawan + kertas saring setelah dioven
KAM 1 =
KAM 2 =
Rata – rata
KAM =
B. Pembahasan
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan
(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena
keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah
karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya
tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi :
1.
Air Higroskopis
Air higroskopis adalah adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak
dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara
tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan
butir-butir tanah (Hardjowigeno, 2007).
2.
Air Kapiler
Air kapiler adalah bagian air tanah yang ditahan oleh
tanah, yang terletak diantara kapasitas lapang dan koefisien higroskopis. Air
kapiler ini mengisi pori-pori tanah. Air kapiler dapat berasal dari hasil
infiltrasi air dari permukaan tanah kemudian meresap kedalam tanah dan tertahan
diatara butir tanah karena pengaruhgayakapiler tanah atau bisa juga berasal
dari air dalam tanah (dari zona jenuh) yang naik ke atas melalui pori-pori
tanah akibat pengaruhgayakapiler tanah.
Besarnya air kapiler dalam tanah akan sangat tergantung pada sifat fisik
tanah (Hasan, 2011).
Air kapiler dibedakan menjadi:
a. Kapasitas
lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun
semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah
hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jamsehingga air gravitasi sudah turun
semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah mengandung air yang optimum
bagi tanaman,karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya
berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm
atau pada pF 2,54.
b. Titik layu
permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman
tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan
mak tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15
atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien
layu tanaman.
3. Air Gravitasi
Air gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak
dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena pengaruh gaya
gravitasi.Jumlah air yang ditahan oleh tanah setelah air gravitasi habis
disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya tekanan sekitar 1/3 atmosfer
(Hasan, 2011).
Berdasarkan data yang kami peroleh pada percobaan
Tanah Kering Udara pada tanah Vertisol mempunyai kadar air tanah kering udara berturut-turut
pada ulangan I, II dan III adalah 14,1%, 14,18 % dan 14,04
%.
Vertisol
adalah tanah – tanah mineral yang mempunyai liat 30 % atau lebih, retakannya
lebar dan dalam bila kering, dan kedua mukroreliefnya gilgai, sisi antar
bagiannya licin, atau struktur agregat berbentuk baji, menikam pada suatu sudut
dari garis horisontal. ( Henry, 1988)
Sedangkan
menurut sarwono (2010), vertisol adalah tanah dengan kandungan liat 30% atau
lebih, mempunyai sifat mengembang dan mengerut. Kalau kering tanah menjadi
keras, dan retak retak karena mengerut, kalau basah mengembang dan lengket.
Kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik
tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah akan makin
tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum tanah maka kadar air juga
semakin tinggi (Hanafiah, 2007)
Kapasitas Lapang
adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak
yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat
ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau
menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Dilihat dari table pengamatan bahwa kandungan kadar air pada tanah vertisol kapasitas lapang rata-ratanya yaitu
36,82 %.
Berdasarkan percobaan yang ketiga yaitu kadar air
maksimum pada tanah Vertisol dapat diperoleh data yaitu pada KAM-1 sebesar 159,75 %, KAM-2 sebesar
91,97% .Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan
oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan
tanah (Hakim, 1986).
Berdasarkan percobaan kita melakukannya dengan
metode pendekatan yaitu dengan memasukan tanah ke dalam kaleng seng selama 15
menit dan tinggi tanah pada Keranjang Kuningan 2,5 cm, Jika dilakukan dengan
metode Pressure Plate
dilakukan dengan menggunakan eontoh tanah utuh yang diberi tekanan setara pF
2.54 (1/3 Bar). Pemberian tekanan 1/3 bar ini sebenarnya hanya merupakan
pendekatan (arbitrer). Berapa tekanan sebenarnya yang harus diberikan agar
drainase bebas berhenti dapat berbeda untuk setiap jenis tanah. 2) contoh tanah
utuh yang digunakan pada penetapan kadar air kapasitas lapang dengan metode
Pressure Plate hanya setebal kurang lebih 1 cm. Air yang ada pada contoh tanah tersebut lebih mudah hilang dibandingkan dengan air dalam tanah dengan
metode pendekatan . 3)
Pengukuran dengan metode pressure plate mengabaikan karakteristik profil tanah
secara keseluruhan yang tentunya akan menyebabkan proses pelepasan air
cenderung lebih mudah (Baskoro,2007).
Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung parameter
sifat-sifat tanah. Humus merupakan bahan organik tanah yang sudah mengalami
prubahan bentuk dan bercampur dengan mineral tanah. Sumber bahan organik tanah
adalah hasil fotosintesis, yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta
tanaman lainnnya.
Dari
hasil percobaan terhadap tanah kering udara Ø 2 mm didapat kadar lengas
maksimum sebesar , hal ini disebabkan berbagai
faktor yaitu bahan organik, topografi, fraksi lempung, dan bahan penutup, yang
menyebabkan tanah sampai jenuh air. Renzina adalah tanah yang mengandung banyak
bahan organik, diduga bahan organik yang berlebih menyebabkan kadar air dalam
tanah meningkat hingga didapat kadar lengas maksimum melebihi 100%. Air dan
bahan organik sangat berkaitan erat, sebab air yang biasanya hanya disimpan
oleh tanah sekarang juga disimpan oleh bahan organik yang terkandung dalam
tanah. Bahan organik juga memperlambat proses penguapan tanah, sehingga tanah
tidak mudah kehilangan air (Arivani,2011).
Kondisi air tanah yang optimum yaitu keadaan tanah
yang seluruhnya mengisi pori mikro dalam tanah, dan pori makro terisi oleh air
sehingga tanah tersebut mengandung air yang optimum bagi tanaman.
Berdasarkan
data yang diperoleh pada percobaan tanah kering udara pada tanah Vertisol mempunyai
kadar air tanah kering udara pada ulangan I yaitu 14,1%, ,pada ulangan II yaitu
14,18 % dan pada ulangan III yaitu 14,04 dengan rata-rata 14,10%.
Berdasarkan
data yang diperoleh pada percobaan penetapan kadar air kapasitas lapang tanah Vertisol pada
ulangan pertama diperoleh 36,15 % dan pada ulangan kedua
sebesar 37,49% dengan rata-rata adalah 36,82%.
Berdasarkan
percobaan penetapan kadar air maksimum pada tanah Vertisol dapat
diperoleh data yaitu pada KAM-1 sebesar 159,75% dan KAM-2 sebesar 91,97% dengan
rata-rata 125,86 %.
Menurut Raes
(1988) Kandungan air antara kapasitas lapang dan titik kritis disebut RAW (Readily
Available Water). Perbandingan antara RAW dengan total air tanah yang
tersedia dipengaruhi oleh iklim, evapotranspirasi, tanah, jenis tanaman dan
tingkat pertumbuhan tanaman.
Berikut jawaban pertanyaan-pertanyaan dari
halaman lima.
1. a.
air higroskopis ialah air yang diabsorbsi oleh tanah dengan kuat sehingga tidak
tersedia bagi tanaman.
b. air kapiler ialah
air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat
dibandingkan gaya gravitasi.
c. air gravitasi ialah
air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap kebawah akibat
adanya gaya gravitasi.
2. Diketahui
kadar air kering udara = 25%, bobot tanah kering mutlak 24 gr. Berapa bobot
tanah kering udara ?
= 600 g
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kadar air tanah antara lain :
- Banyaknya curah
hujan atau air irigasi
- Kemampuan tanah menahan air
- Besarnya evapotranspirasi
(penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi)
- Tingginya muka air tanah
- Kadar bahan organik tanah
- Kenyawa kimiawi atau kandungan
garam-garam
- Kedalaman solum tanah atau lapisan
tanah (Hardjowigeno, 2007).
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpuan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa. Kadar
dan komposisi udara tanah sebagian besar ditentukan oleh hubungan air dan tanah.
Kadar air tanah merupakan
perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah
tersebut.Tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada
jenis tanah dan ruang pori-pori total pada setiap jenis tanah berbeda. Tinggi
rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga
mempunyai tekstur yang berbeda pula tergantung jenis tanah tersebut.
B.
Saran
Dibutuhkan
ketelitian baik dalam praktikum maupun dalam perhitungan.